Breaking News
Loading...
Rabu, 17 Juni 2015

Fenomena Tomcat

Assalamu'alaikum

Akhir-akhir ini sering terdengar fenomena serangan tomcat ke daerah pemukiman warga.Fenomena ini terkait dengan perubahan lingkungan.Intervensi manusia seperti pembukaan lahan dan penggunaan pestisida pada tanaman yang diduga salah satu penyebab serangan tomcat ini.

Pada saat pergantian musim dan pada masa panen di sawah juga dapat meningkatkan aktifitas dan perkembang-biakan hewan ini,karena pada masa panen terdapat sejenis hama yang merupakan makanan bagi si tomcat ini.
Banyak faktor penyebab dari fenomena serangan tomcat selain faktor diatas ternyata fase pertumbuhan serangga pemakan daun bisa juga menjadi penyebabnya.Pertumbuhannya sekitar bulan Maret-April,Apabila serangga pemakan daun ini semakin banyak maka tomcat pun akan semakin banyak pula,karena serangga pemakan daun merupakan mangsa dari tomcat juga.rusaknya ekosistem kehidupan tomcat dan juga predator pemangsa tomcat yang 'tidak ada' seperti burung dapat memperburuk siklus perkembang biakan tomcat ini menjadi tidak dapat dikendalikan.

Ada kabar yang beredar bahwa racun tomcat 12 kali dari racun kobra.
Menanggapi hal itu, pakar serangga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hari Sutrisno, mengatakan, "Memang ada benarnya itu. Tapi racun serangga ini targetnya berbeda dengan racun kobra.",dikutip dari kompas.com.

Akan tetapi racun kobra langsung menyerang ke bagian jaringan saraf sehingga akan berakibat fatal,namun racun tomcat hanya menyerang bagian kulit saja.Jadi hanya menyebabkan kulit gatal, atau melepuh seperti kena luka bakar.

Kita bisa mencegahnya dengan menutup jendela saat gelap sebelum menyalakan lampu,karena tomcat sebenarnya tidak berniat menyerang manusia mereka hanya tertarik dengan cahaya,seperti lampu di dalam rumah sehingga terjadilah fenomena ini.Mengurangi penggunaan pestisida atau menggunakan pestisida alami bisa juga digunakan.

Habitat tomcat adalah di sekitar tempat lembab seperti sawah,tepian sungai dll.Kebetulan juga saya sendiri pernah mengalami serangan tomcat ini di tempat kostan saya,tapi tidak terlalu banyak tomcatnya namun cukup meresahkan juga,karena setiap kali bangun tidur saya sepertinya terkena cairan tomcat karena kulit iritasi bahkan melepuh dan ini terjadi berkali-kali.Benar saja serangan ini terjadi karena kostan saya sangat dekat tepian sungai dan halaman kostan juga depan kostan banyak rerumputan dan seperti semacam 'kebon'.Serangan itu pun terjadi saat pergantian musim dari musim penghujan kemarin dan sekarang saat tulisan ini dibuat sudah jauh berkurang alhamdulillah tidak ada lagi terlihat tomcat.

Cairan tersebut akan keluar jika terkena sentuhan atau apabila serangga itu tergencet.Dari fenomena ini kita dapat mengambil pelajaran sebagai manusia kita harus bersahabat dengan alam ,tidak dapat dipungkiri kehidupan manusia sangat erat dan hidup saling berdampingan dengan alam.hubungan yang terjadi seharusnya adalah simbiosis mutualisme ,apabila alam telah memberi keuntungan kepada manusia maka manusia pun harus memberi keuntungan kepada alam dengan cara memelihara dan menjaga alam dan tidak merusaknya.Walaupun tidak semua penyebab fenomena ini diakibatkan langsung oleh manusia seperti perubahan iklim yang tidak wajar namun tetap dalang utamanya adalah manusia.

Ekosistem yang telah rusak adalah penyebab yang jelas terlihat.Fenomena yang telah terjadi tidak hanya fenomena tomcat saja namun ada juga fenomena serangan cacing,serangan ulat bulu dll.Semua itu terjadi karena ekosistem dan siklus perkembang biakan yang tidak dapat dikendalikan.Terutama predator yang nyaris sudah tidak ada contohnya adalah burung yang jarang terlihat sekarang maupun predator lainnya.
Seharusnya manusia dapat menjaga ekosistem di sekitarnya janganlah berlebihan dalam melakukan sesuatu yang dapat berakibat rusaknya alam. 

Sumber :
sains.kompas.com 
pusarpedal.menlh.go.id


0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer